Pembangunan Infrastruktur Diminta Tak Bebani Cadangan Devisa


TEMPO.COJakarta - Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat, Johnny G. Plate, mengingatkan pemerintah agar pembangunan infrastruktur nantinya tidak membuat defisit transaksi berjalan semakin membengkak. Terlebih jika baku banyak yang digunakan untuk membangun infrastruktur berasal dari impor sehingga membebani cadangan devisa.
"Sehingga (pembangunan infrastruktur) harus dilakukan secara selektif," kata Johnny G. Plate dalam rilis, Sabtu, 18 Agustus 2018. Menurut dia, struktur APBN 2019 harus dapat melanjutkan komitmen Jokowi terkait pembangunan infrastruktur.
Johnny juga meminta agar pemerintah juga harus fokus dalam membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) menuju generasi lebih berdaya saing global. Politikus Nasdem itu menyebutkan bahwa tantangan ekonomi 2019 masih dipenuhi sentimen eksternal sehingga struktur APBN 2019 harus disusun untuk mengantisipasi dampak sentimen dari gejolak ekonomi global tersebut.
Ekonom IndefBhima Yudistira Adhinegara, sebelumnya juga mendesak pemerintah segera mengatasi defisit transaksi berjalan dalam neraca perdagangan untuk membantu menambah devisa. Devisa ini berguna dalam rangka stabilisasi perekonomian di tengah kondisi global yang masih tidak menentu. "Strateginya adalah menekan defisit transaksi berjalan," katanya, Kamis lalu.
Untuk menekan defisit transaksi berjalan, menurut Bhima, yang perlu dilakukan adalah mendorong ekspor serta mengendalikan impor. Langkah tegas pemerintah untuk mengendalikan impor tapi juga perlu dilakukan dengan hati-hati.
Pasalnya, kata Bhima, penghentian impor bahan baku bakal berdampak kepada kinerja manufaktur. Pemerintah juga dapat mengurangi belanja negara yang sifatnya konsumtif dan meningkatkan alokasi belanja yang sifatnya produktif seperti dana desa.
Presiden Joko Widodo sebelumnya dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa lalu menegaskan bahwa memperkuat cadangan devisa merupakan hal yang sangat penting. Hal ini agar mendorong ketahanan ekonomi semakin kuat, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global, termasuk dampak yang terakhir terjadi di perekonomian di Turki.
"Kita juga harus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah pada nilai yang wajar, inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan yang aman," kata Jokowi. Ia juga mengingatkan perlunya percepatan pembangunan infrastruktur yang mendukung pariwisata, terutama pada lokasi-lokasi pariwisata prioritas yang telah ditetapkan, karena sektor pariwisata tersebut dinilai akan cepat mampu menambah dan memperkuat cadangan devisa.
Share:

Recent Posts